Rabu, 09 Oktober 2013

Penggunaan Bahasa di Kalangan Remaja Indonesia

     Bahasa merupakan alat komunikasi yang mempuyai fungsi untuk menyampaikan informasi. Ada berbagai macam bahasa ada di dunia ini seperti bahasa Inggris, bahasa Jerman, Bahasa Jepang, Bahasa Indonesia, dan lain-lain. Disetiap negara pasti mempunyai bahasa ibu atau bahasa nasionalnya masing-masing, salah satunya dinegara kita sendiri yaitu Indonesia yang mempunyai bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Di Indonesia sendiripun masih memiliki banyak bahasa, yaitu bahasa daerah, tetapi saat ini kita akan membahasa tentang bahasa Indonesia.
     Bahasa Indonesia yang akan kita bahas kali ini adalah tentang penggunaan bahasa Indonesia yang sering digunakan oleh para remaja yang ada di Indonesia, khususnya yang berada di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung misalya. Sering kali kita dengar bahasa yang digunakan oleh remaja saat ini tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, atau biasa kita sebut dengan bahasa baku. Banyak remaja sekarang yang menggunakan bahasa yang tidak baku atau yang sering mereka sebut adalah "bahasa gaul".
       Biasanya penggunaan bahasa gaul ini digunakan para remaja untuk berkomunikasi dengan remaja yang umurnya sama, agar tidak terdengar kaku saat berkomunikasi. Memang kalau menggunakan bahasa Indonesia yang baku untuk berkomunikasi untuk remaja Indonesia sekarang akan terlihat lebih kaku dan akan membuat jarak.
           Sedangkan bahasa Indonesia yang baku biasanya akan digunakan para remaja untuk berkomunikasi dengan guru, dosen, orang tua, dan orang-orang yang dianggap umurnya lebih tua dari si remaja tersebut. Biasanya juga penggunaan bahasa Indonesia yang benar akan digunakan saat menghadiri acara-acara yang formal.
           Penggunaan bahasa itu sendiri biasanya bisa untuk menggukur derajat seseorang, karena biasanya seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi akan menggunakan bahasa Indonesia yang benar agar lebih terlihat intelek. Sedangkan orang yang berpendidikan kurang akan sukar untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik, karena telah terbiasa menggunakan bahasa sehari-hari yang kurang baku.
       Pada remaja Indonesia saat ini sangat jarang sekali menggunakan bahasa Indonesia yang baku untuk digunakan sehari-hari, biasanya mereka menggunakan bahasa yang menurut mereka lebih modern dan tidak jadul. Memang penggunaan bahasa gaul itu sendiri lebih kreatif tetapi akan terdengar tidak sopan jika digunakan berkomunikasi untuk orang yang lebih tua atau untuk menghadiri acara-acara yang formal.
           Menurut saya penggunaan bahasa yang kurang baku atau yang disebut bahasa gaul itu boleh-boleh saja digunakan oleh remaja, asalkan penggunaan bahasa itu bisa ditempat yang semestinya dan juga tidak melupakan bahasa baku atau bahasa Indonesia yang benar sebagai bahasa nasional di negara kita Indonesia ini.
           Salah satu cara agar Bahasa Indonesia yang baik bisa tetap digunakan dan tidak hilang adalah dengan mengajarkan Bahasa Indonesia sejak kecil, karena pada usia balita akan mudah sekali untuk menyerap dan mengingat bahasa Indonesia. Dan tetap diajarkan bahasa Indonesia di sekolah.



Selasa, 01 Oktober 2013

Artikel dan Opini

sebuah artikel dari kompas.com tentang:

Marzuki: Jangan Kaitkan Mobil Murah dengan Kemacetan


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie mengatakan, sebaiknya tidak dikaitkan antara memajukan industri otomotif oleh pemerintah pusat dan kemacetan di kota-kota besar. Menurut Marzuki, mengatasi kemacetan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Hal ini terkait polemik produksi low cost green car (LCGC) atau mobil murah ramah lingkungan. Kebijakan itu ditentang berbagai pihak, salah satunya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi. Alasan utamannya, LCGC bakal menambah parah kemacetan di kota besar seperti Jakarta.


"Kewajiban pemerintah daerah untuk menyiapkan jalan, transportasi umum dengan sebaik-baiknya. jangan dikaitkan dengan industrialisasi ini ngawur kita," kata Marzuki di Jakarta, Sabtu (21/9/2013).

Marzuki mengatakan, pemerintah harus segera mengembangkan industri untuk menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN 2015. Misalnya, jika unggul dalam bidang otomotif, kata dia, maka perlu dikembangkan.

"Kita nanti ada pasar tunggal pada tahun 2015. Jangan nanti pasar ASEAN justru dipenuhi oleh mobil-mobil produk dari negara ASEAN lainnya. Kalau begitu, kita berbahaya nantinya. Kalau kita tidak siap, kita juga akan terima mobil murah dari negara lain. Mau tidak mau, suka enggak suka loh," kata politisi Partai Demokrat itu.

Marzuki menambahkan, industri mobil murah juga bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi serta membuka lapangan kerja. Jadi, kata dia, jangan dikaitkan dengan kemacetan.

Ketika ditanya apakah program mobil murah itu bertolak berlakang dengan keinginan pemerintah untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak, Marzuki menjawab, tidak perlu berbicara jangka pendek soal BBM.

"Jangan kita bicara jangka pendek. Ini 2015, kurang dari 2 tahun. Bicara kemacetan itu tugas kita semua, khususnya kepala daerah. Transportasi umum ya disiapkan. Jadi enggak usah diributkan soal industrialisasi. Diributkan, ini membuat rakyat kita jadi bodoh," kata Marzuki.

Jadi, menurut Anda, Jokowi lepas tanggung jawab mengatasi kemacetan? "Saya gak mau komentar itu," jawab kandidat Konvensi Calon Presiden Demokrat itu.

sumber: http://nasional.kompas.com/read/2013/09/21/1501337/Marzuki.Jangan.Kaitkan.Mobil.Murah.dengan.Kemacetan

-------------------------------------------------------------------

Opini yang bisa saya berikan terkait artikel diatas adalah, sejujurnya saya sedikit tidak setuju tentang adanya mobil murah karena sudah terlalu banyak kendaraan yang ada di Indonesia khususnya kota Jakarta. Seperti yang telah diketahui kemacetan di kota Jakarta sangat memusingkan apalagi disaat jam berangkat kantor dan pulang kantor. Seharusnya pemerintah memikirkan transportasi umum yang menurut saya masih kurang dari kata aman dan nyaman. Di Indonesia transportasi umum masih belum diprioritaskan, masih banyak bus-bus, metromini, angkutan umum dan transportasi umum lainnya yang sudah tidak layak jalan tetapi masih saja dioperasikan. Transportasi umum seperti itulah yang membuat masyarakat enggan menggunakan jasa transportasinya, karena kurang aman dan nyaman. Semestinya pemerintah memberikan anggaran yang lebih untuk memperbaiki transportasi umum dibandingkan membuat mobil murah yang akan membuat kemacetan bertambah parah dan penggunaan BBM yang semakin banyak.